Harapan Penulis: Semoga Blog Pendidikan Sains ini membuka cakrawala baru mengenai dunia Pendidikan Sains umumnya dan Pendidikan Fisika khususnya. "Ilmu tanpa nurani adalah kehampaan,nurani tanpa ilmu adalah keniscayaan yang tak akan terwujud". "Kecerdasan seseorang bukan diukur hanya dari seberapa hebat dia menguasai ilmu, melainkan lebih pada bagaimana seseorang tersebut dapat memanfaatkan ilmunya"
Selasa, 08 April 2008
PLAYING TO LEARN SCIENCE (Bermain untuk Belajar Sains)
Belajar menurut aliran pendekatan psikologi yaitu bagaimana pebelajar (siswa) dapat mengalami perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Jika kita banyak mengutarakan kata bermain, seolah-olah sangat jauh hubungannya dengan belajar (bahkan tidak ada hubungannya). Padahal tidak selamanya yang terjadi adalah demikian. Dengan berbagai perkembangan iptek khususnya TIK (Teknologi Informasi & Komunikasi) sekarang ini yang begitu pesat, kita dapat melakukan atau menampilkan berbagai simulasi komputer yang luar biasa canggih untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran Sains khususnya. Selama ini, anak-anak didik kita (siswa) sedang gandrung-gandrungnya yang namanya PS (Playstation). Sampai-sampai mereka lalai siapakah dia dan apa tugas pokoknya mereka? Saking asyiknya bermain, mereka lupa akan belajar. Jika kita dapat menyiasati hal ini, kita dapat mengembangkan suatu teknologi komputer dalam bentuk animasi komputer yang sangat canggih, sehingga proses bermain ini secara perlahan dapat kita alihkan ke arah yang positif yaitu belajar. Pertanyaannya apakah hal ini dapat kita lakukan? Menurut hemat saya dapat, yaitu dengan cara membuat simulasi dan animasi yang luar biasa tidak kalah menariknya dengan games pada umunya, tetapi ujung-ujungnya dapat kita sisipi dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah kepada pembelajaran Sains pada khususnya. Sehingga anak-anak yang sangat maniak bermain games, perlahan tapi pasti akan segera menyadari kalau permainan yang asyik itu ujung-ujungnya adalah mempelajari suatu konten ilmu tertentu dalam hal ini Sains. Kita tidak dapat secara langsung memaksakan kepada siswa kita, "bahwa kamu harus belajar dan meninggalkan aktivitas ngegam langsung secara frontal". tetapi secara perlahan tapi pasti, hal ini dapat dilakukan dan diaplikasikan dalam pembelajaran di luar kelas bahkan di dalam kelas kalau situasinya memungkinkan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar